Akhir Tahun, Kawal Harga Bahan Pokok

Monday, 04 November 2019

PROKAL.CO, SURABAYA– Dampak musim kemarau terhadap ketersediaan bahan pokok masih diwaspadai. Apalagi, sekarang ini dua bulan menjelang momen Natal dan tahun baru. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim Bagus Sasmita mengatakan, berdasar pantauan di lapangan, harga bahan pokok relatif stabil.

”Selain memantau di lapangan, juga melalui aplikasi Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok),” kata dia kemarin (3/11). Berkaitan dengan itu, disperindag menggelar rapat koordinasi yang diikuti pemerintah kabupaten/kota di Jatim.

Sejauh ini ketersediaan bahan pokok untuk konsumsi masyarakat di Jatim masih memadai. Hanya, yang perlu diantisipasi adalah dampak kemarau panjang. Di sektor pertanian, jadwal kegiatan tanam untuk komoditas pangan mundur. ”Kami sampaikan ke kabupaten/kota untuk memonitor perkembangan harga. Kami juga berkoordinasi dengan Bulog,” paparnya.

Kabupaten/kota juga diimbau melakukan operasi pasar seperti menggelar pasar murah ataupun kegiatan lainnya. Disperindag Jatim pun sedang menyiapkan pasar murah yang akan berlangsung pada pertengahan bulan ini. ”Ini sebagai langkah antisipasi kami,” tegasnya. 

Saat ini kegiatan panen cabai masih berlangsung di beberapa daerah. Tidak hanya panen, beberapa wilayah juga memasuki musim tanam. Wakil Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia  Jatim Nanang Triatmoko mengatakan, sejalan dengan masih panennya di beberapa daerah, semua harga cabai menurun, baik cabai rawit, merah besar, maupun cabai keriting.

Harga di tingkat petani untuk cabai rawit sekitar Rp 22 ribu per kg, kemudian cabai merah besar Rp 10 ribu–Rp 11 ribu per kg, kemudian untuk cabai keriting Rp 6.000 per kg. ”Di Jember panen cabai merah besar sudah habis. Kemudian, di Banyuwangi tidak ada gejolak. Di daerah lain seperti Probolinggo juga sedang proses panen,” urainya.

Tidak hanya dipasok dari produksi di dalam provinsi, cabai di Jatim juga mendapat limpahan dari luar pulau. Di antaranya, Mataram. Masuknya cabai dari Mataram sangat memengaruhi harga di Jatim sehingga harga cabai turun dan kualitasnya tidak bagus. Selain panen, beberapa wilayah memasuki musim tanam. Dia mencontohkan Kediri dengan luas 300 hektare. Ke depan sejalan dengan memasuki musim hujan, luas area tanam berpotensi meningkat.

”Disusul Gresik dan Malang yang sedang menyiapkan lahan dan benih dengan total luas Gresik dan Malang 1.000 hektare lebih. Kalau Banyuwangi masih sama sekitar 500 hektare,” ucapnya. Karena memasuki musim tanam ketika kemarau, beberapa petani menggunkan pompa untuk memenuhi kebutuhan pengairan. Kegiatan panen yang sekarang ini juga untuk memenuhi kebutuhan permintaan pada Natal dan tahun baru. Berdasar tahun-tahun sebelumnya, permintaan naik 50 persen. ”Biasanya, harga juga naik hingga 100 persen,” terangnya. (res/c10/oki)